SayaPoker.net - Kamis (15/02), Seketaris Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan kepada press kalau militer Rusia secara sengaja menyebarkan virus ransomware berjenis 'Notpetya' pada bulan Juni 2017. Serangan siber ini sudah menyerang ribuan komputer perusahaan besar yang mengakibatkan kerugian hingga miliaran US dollar.
* Ransomware 'NotPetya' Yang Menyerang Ribuan Perusahaan Ukraina Hingga Seluruh Dunia
Agen Poker Online - Pemerintah Amerika Serikat secara terang-terangan menuduh Pemerintah Federasi Rusia sebagai dalang utama serangan virus ransomware 'NotPetya' terhadap berbagai perusahaan di seluruh dunia, terutama Ukraina. Inggris adalah negara pertama yang menuduh keterlibatan militer Rusia dalam kasus serangan siber ini.
Virus 'NotPetya' sendiri adalah jenis terbaru yang berasal dari virus 'Petya' atau 'Golden Eye'. Virus yang berjenis ransomware ini sebenarnya telah dikembangkan oleh NSA (National Security Agency) yang akan digunakan sebagai senjata untuk melawan terorisme dan ancaman keamanan nasional AS.
Pada bulan Juni 2017, virus ransomware ini mulai menyerang komputer di perusahaan besar milik swasta maupun Pemerintah Ukraina dan Rusia, yang dimana kemudian mulai menyebar ke seluruh dunia. Negara yang terkena dampak terbesar adalah Ukraina, hal ini disebabkan Rusia yang mencoba untuk merusak infrastruktur dan kestabilan ekonomi negara itu, seperti yang dinyatakan AS dan Inggris.
* Rusia Yang Menganggap Bangsat Barat Terlalu 'Russophobic'
Bandar Poker Online - Melihat tuduhan dari AS dan Inggris, Pemerintah Rusia menganggap kalau Bangsa Barat terlalu 'Russophobic'. Mereka melihat Rusia sebagai salah satu negara yang ingin mendominasi dan membawa kehancuran bagi peradaban Barat yang sudah lama berkembang serta berkuasa. Pemerintah Rusia menegaskan kalau mereka tidak pernah terlibat dalam segala bentuk usaha atau percobaan serangan fiber ke negara manapun.
Kerugian akibat serang virus ini yang di estimasi berkisar 1,2 miliar dollar AS atau Rp 16 triliun, juga merugikan perusahaan dari Rusia. Oleh sebab itu Pemerintah Rusia menyatakan kalau kalau virus ini tidak hanya menyerang Ukraina, Amerika, Inggris, dan negara-negara lain di dunia, namun Rusia juga ikut menjadi target ransomware ini.
AS yang melihat Rusia sedang menciptakan senjata penghancur baru dengan julukan 'Senjata Informasi' ini membuat kenyamanan dan keamanan bisnis maupun internet dalam lingkup internasional menjadi terganggu. Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitri Peskov, menyangkal semua tuduhan keterlibatan Rusia dalam serangan siber itu, ia berkata "Kami menolak tuduhan itu secara pasti. Kami menganggapnya tidak berdasar dan melihat ini sebagai lanjutan kampanye 'Russophobic", ujarnya.
* Siapakah Yang Salah, Rusia Atau Hacker Yang Berkebangsaan Rusia?
Agen Judi Online - Negara Federasi Rusia selalu menjadi kambing hitam jika ada sebuah serangan siber besar terhadap beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Rusia, ataupun negara bebuyutan mereka Amerika Serikat. Sebenarnya, siapa yang salah dalam penyerangan ini, apakah Pemerintah Rusia atau hacker yang berkebangsaan Rusia?
Pemerintah Rusia yang selalu bersikeras kalau mereka tidak pernah melancarkan segala bentuk serangan siber, merasa bahwa negara mereka selalu dijadikan tokoh utama dalam setiap serangan yang terjadi.
Jika dilihat banyak hacker yang berkebangsaan Rusia dan berdomisili di Rusia melancarkan berbagai serangan siber ke negara lain atau lembaga internasional yang mereka anggap sebagai penentang Federasi Rusia. Walau begitu, Pemerintah Rusia mengatakan dengan jelas kalau tidak ada sponsor ataupun perintah untuk melancarkan serangan tersebut.
Dinas Intelegen AS yang sudah memberi peringatan kepada Rusia maupun kelompok hacker lainnya kalau akan akan ada konsekuensi internasional atas tindakan yang mereka lakukan. Presiden Donald Trump sendiri juga telah berusaha memperbaiki hubungan dan meremehkan adanya keterlibatan Rusia dalam berbagai aksi serangan siber, namun masih saja hal tersebut terbukti belum cukup untuk membuat jajara politik serta militer dibawahnya percaya atas hal itu.





